MASJID AL-HUDA
Nama:Safa liana
Sekilas Masjid Al-Huda
Sistem Karya Tulis
Pendahuluan
a. Latar belakang
Seorang pemuda bernama Rowi putra dari bupati Pekalongan, tanwijin berjalan kearah selatan atas perintah ayah handannya untuk mengembara hingga kesebuah daerah yang merupakan hamparan tanah berair. Desanya ada di pinggir sungai semua, kemudian pendapat pak budi dan pak diwijo, tak mudah untuk mendapat izin untuk tinggal di daerah rawan tersebut Rowi harus membenarkan sayembata yang diselenggarakan oleh sunlitro kolopaking penguasa Banjar Negara . Itu desa tersebut dulu nya adalah rawa dari kabupaten, pada zaman pangeran Jayanegara mengadakan sayembara.
b. Tujuan
Tujuan di bangunnya masjid Al-Huda awalnya sebagai kegiatan penyebaran agama islam, karena semakin banyak yang mengikuti kegiatan belajar agama islam sekaligus untuk beribadah, dan pada akhirnya di buatlah masjid.
C. Waktu dan tempat pelaksanaan
Pada hari Jum'at tanggal 17 Maret di desa Banurejo kecamatan kalibening.
D . Sasaran
Untuk siswa smp N1 kalibening, dan masyarakat sekitar yang ingin mengetahui.
E. Manfaat
Agar masyarakat di desa Banurejo dapat beribadah dan mengenang sejarah.
III. Penutup.
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari Masjid Al-Huda Banurejo Kalibening adalah bahwa masjid ini merupakan sebuah simbol perjuangan dan semangat para pejuang. Masjid ini memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat setempat secara umum sebagai pengingat sejarah dan penghormatan atas jasa-jasa para pejuang. Dan agar menjadi pusat energi untuk kemajuan hidupnya.
B. Saran
Semoga masjid ini terus berdiri kokoh dan terus mengalami peningkatan dalam beribadah. Dan kita sebagai penerus bangsa harus menjaga. Mari kita jaga dan lestarikan warisan sejarah kita untuk anak cucu kita kelak.
C. Sejarah di bangun nya masjid al-huda.
Pada awalnya ada seorang pemuda bernama rowi putra dari bupati pekalongan. Rowi di perintahkan oleh ayahandanya untuk Mengembara hingga ke sebuah daerah yang merupakan hamparan tanah berair. Tak mudah rowi untuk mendapatkan izin untuk tinggal di daerah rawan tersebut, rowi harus memenangkan sayembara yang diselenggarakan oleh sumitro kolopaking penguasa banjarnegara itu, desa tersebut dulunya adalah rawa. Pada zaman pangeran Jayanegara mengadakan sayembara, barang siapa yang mengeringkan rawa maka diperbolehkan menempati tanahnya. Dengan berbagai upaya rowi berusaha agar jadi pemenang sayembara demi melaksanakan perintah dari ayahandanya yaitu menyebarkan agama islam ke daerah selatan. Muhammad rowi itu putra dari tanwijan yang berasal dari Aceh tanwijan itu aslinya Tionghoa tapi muslim dari aceh kemudian jadi bupati pekalongan, karna tanwijan itu punya anak 4 maka diperintahkan untuk mengembara ke selatan, dan allah mengejabahi do'a dan permohonan rowi sehingga dapat menempati rawa utara seluas-luasnya. Kemudian pada sekitar tahun 1800 rowi menikahi cangwilis gadis asli rawan, pada akhirnya rowi merasa perlu mendirikan sebuah bangunan sebagai pusat kegiatan belajar orang islam, karna semakin banyak orang yang mengikutinya dan sebagai tempat untuk beribada umat islam maka di buatlah masjid yang bernama Al-Huda.
Foto saat kegiatan